RESISTOR
Resistor adalah komponen elektronika yang selalu digunakan
dalam setiap rangkaian elektronika karena dia berfungsi sebagai pengatur arus
listrik. Dengan resistor listrik dapat didistribusikan sesuai dengan
kebutuhan. Tentunya anda bertanya-tanya, apa itu resistor ?, seperti apa
bentuknya ?, bagaimana cara kerjanya ?, oops..., nanti dulu saya baru akan
menjelaskannya.
Ilustrasi Arus Air untuk mengetahui cara kerja Resistor
Setelah anda perhatikan animasi tadi, tentunya anda sudah
mempunyai gambaran tentang bagaimana prinsip kerja dari sebuah resistor. Yah
anda anggap saja arus air yang ada di animasi itu sebagai arus listrik,
sedangkan bendungan sebagai resistornya. Jadi bila bendungan 1 kita anggap
sebagai resistor 1 dan bendungan 2 sebagai resistor 2, maka besarnya arus
tergantung dari besar kecilnya pintu bendungan yang kita buka. Semakin besar
kita membuka pintu bendungan semakin besar juga arus yang melewati bendungan
tersebut bila ingin lebih besar lagi arusnya, yah tidak usah dipasang
bendungannya atau dibiarkan saja, jadi bila kita menginginkan arus yang besar
maka kita pasang resistor yang nilai resistansi ( tahanan ) nya kecil,
mendekati nol atau sama dengan nol atau tidak dipasang sama sekali dengan
demikian arus tidak lagi dibatasi. Nah seperti itulah kira-kira fungsi
Resistor dalam sebuah rangkaian elektronika.
Suatu fungsi dalam dunia teknik tentunya mempunyai satuan
atau besaran, misalnya untuk berat kita tahu bahwa pada umumnya satuannya
adalah "gram", satuan jarak pada umumnya orang memakai satuan
" meter ". Nah untuk resistor satuannya adalah OHM, jadi mulai
sekarang kita biasakan untuk menyebut besarnya nilai suatu resistor atau
tahanan kita gunakan satuan OHM, yang sebenarnya berasal dari kata OMEGA.
Maka tidaklah heran bila lambang dari OHM berbentuk seperti tapal kuda orang
yunani menyebutnya omega entah kenapa demikian saya juga kurang paham karena
saya bukan ahli sejarah he he he . Ok, jadi bila nanti anda melihat rangkaian
elektronika lalu disitu tertulis misalnya 470 maka itu adalah sebuah resistor
dengan nilai 470 OHM.., paham..!!.
Didalam rangkaian elektronika resistor dilambangkan dengan
angka " R " , sedangkan icon nya seperti ini : . Ada
beberapa jenis resistor yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon,
Wirewound, dan Metal Film. Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai
resistansinya antara lain : Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga
Resistor yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR (
Light Dependent Resistor ) dan Resistor yang yang nilai resistansinya berubah
tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC ( Negative Thermal Resistance )
agar lebih jelas coba anda perhatikan gambar 1-a, dan animasi berikut ini :
Prinsip Dasar, Cara Kerja Sebuah LDR Berbagai Jenis type dan bentuk Resistor |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Hmmm..., bagaimana friend !. Saya rasa sampai disini anda
sudah memahami prinsip kerja dari resisor. Sekarang mari kita lanjutkan
dengan materi yang lain.
Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya
digunakan kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai resistansi (
tahanan ) dari resistor. Kode-kode warna itu melambangkan angka ke-1, angka
ke-2, angka perkalian dengan 10 ( multiflier ), nilai toleransi kesalahan,
dan nilai qualitas dari resistor. Kode warna itu antara lain Hitam, Coklat,
Merah, Orange, Kuning, Hijau, Biru, Ungu,
Abu-abu, Putih, Emas dan Perak. ( lihat gambar 1-b dan tabel 1
). Warna hitam untuk angka 0, coklat untuk angka 1, merah untuk angka 2,
orange untuk angka 3, kuning untuk angka 4, hijau untuk angka 5, biru untuk
angka 6, ungu untuk angka 7, abu-abu untuk angka 8, dan putih untuk angka 9.
Sedangkan warna emas dan perak biasanya untuk menunjukan nilai toleransi
yaitu emas nilai toleransinya 10 %, sedangkan perak nilai toleransinya 5 %.
Wah banyak sekali sulit untuk menghafalnya..!, hmmm..,
kalau anda merasa kesulitan menghafal kode warna dari resistor beserta
nilainya, coba perhatikan teks yang saya beri huruf tebal diatas. Kalau
disatukan akan menjadi sebuah kata yang mungkin mudah bagi anda untuk
menhafalnya ( Hi Co Me O Ku Hi B U A P == 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ). Ok
sekali lagi coba anda lihat gambar 1-b dan tabel 1
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nah sekarang mari kita mencoba membaca nilai suatu
resistor. Misalkan anda melihat sebuah resistor dengan kode warna sebagai
berikut : Coklat, merah, merah, dan emas. Berapa nilai resistansi dari
resistor tersebut..?. ( Perlu diingat..! : Untuk membaca angka pertama dari
kode warna resistor anda harus melihat warna yang paling dekat dengan ujung
sebuah resistor dan biasanya untuk angka ke-1,2 dan 3 saling berdekatan
sedangkan untuk kode warna dari toleransi agak jauh dari warna-warna yang
lain, sekali lagi lihat gambar 1-b dan tabel 1
Untuk membaca kode warna resistor seperti yang
dipermasalahkan diatas, kita mulai menerjemahkan satu persatu kode tersebut.
Warna pertama Coklat, berarti angka 1, warna kedua warna merah, berarti angka
2, warna ketiga warna merah berarti multiflier, perkalian dengan 10 pangkat
2. kalau diterjemahkan 12 X 10 2 = 12 X 100 = 1200. Berarti 1200
Ohm. dengan nilai toleransi sebesar 10 %. Akurasi dari resistor tersebut
berarti 1200 X ( 10 : 100 ) = 1200 X ( 1 : 10 ) = 120. ( he he he, itulah
ilmu exacta selalu berhubungan dengan matematika yupsss, padahal saya juga
pusing nih ngitung-ngitung yang ginian, ha ha ha.. selingan aja ) jadi nilai
sebenarnya dari resistor tersebut adalah maximum 1200 + 120 = 1320 Ohm,
sedangkan nilai minimum nya adalah 1200 - 120 = 1080 Ohm. Kenapa demikian
...?. Karena karakteristik dari bahan baku resistor tidak sama, walaupun
pabrik sudah mengusahakan agar dapat menjadi standart tetapi apa daya
prosesnya menjadi tidak standart. Untuk itulah pabrik menyantumkan nilai
toleransi dari sebuah resistor agar para designer dapat memperkirakan
seberapa besar faktor x yang harus mereka fikirkan agar menghasilkan yang
mereka kehendaki.
Sekarang coba saya kasih soal lalu anda cari nilai nya
sendiri, ( buat PR . he he he..., kayak anak SD aja ). Soalnya begini :
Didalam sebuah rangkaian saya melihat sebuah resistor jenis carbon dengan
warna-warna sebagai berikut ; Merah, Kuning, Hijau dan Perak. Berapa nilai
minimum dari resistor tersebut ?.
Di dalam praktek para designer sering kali membutuhkan
sebuah resistor dengan nilai tertentu. Akan tetapi nilai resistor tersebut
tidak ada di toko penjual, bahkan pabrik sendiri tidak memproduksinya. Lalu
bagaimana solusinya..?. Nah...!, seperti yang pernah saya singgung diatas
bahwa ilmu exacta selalu berhubungan dengan matematika, maka untuk
mendapatkan suatu nilai resistor dengan resistansi yang unik dapat dilakukan
dua cara ; Pertama cara SERIAL, dan yang kedua cara PARALEL. ( Wah.., nambah
pusing lagi nih..! ). Dengan cara demikian maka masalah designer diatas dapat
terpecahkan. Bagaimana cara Serial dan bagaimana pula cara Paralel, untuk
lebih jelasnya coba anda perhatikan gambar 1-d.
Cara memasang Resistor cara Serial dan Paralel
Dengan Cara tersebut suatu nilai resistor dapat menjadi
unik. Lalu bagaimana menghitungnya ?, Ehmm. mudah saja, untuk cara serial
anda tinggal menambahkan saja nilai resistor 1 dan nilai resistor 2. ( R1 +
R2 ) . Sedangkan untuk cara paralel anda dituntut untuk mengerti ALJABAR (
wah-wah lagi-lagi matematika ) tapi mudah kok. Kalau ingin mahir Matematika
buka saja topik yang membahas khusus tentang matematika di situs ini juga. Ok
kembali ke permasalahan. Untuk cara paralel ditentukan rumus sebagai berikut
: misalkan kita memparalel dua buah resistor, resistor pertama diberi nama R1
dan resistor kedua diberi nama R2, maka rumusnya adalah : 1/R= ( 1/R1 ) +
( 1/R2 )
Contoh : Kita mempunyai dua buah resistor dengan nilai
berikut R1=1000 Ohm , R2=2000 Ohm, bila kita menggunakan cara serial maka
didapat hasil R1+R2 1000+2000 = 3000 Ohm, sedangkan bila kita menggunakan
cara Paralel maka didapat hasil :
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1 / R = 1 / R1 + 1 / R2 1 / R = (1/1000) + (1/2000)
1 / R = (2000 + 1000) / (1000 X 2000)
1 / R = (3000) / (2000000)
1 / R = 3 / 2000
3R = 2000
R = 2000 / 3
R = 666,7 Ohm -----> Resistor Hasil Paralel.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
silahkan buktikan sendiri dengan persamaan aljabar dalam
matematika.
|
KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA (kapasitor)
2. Kapasitor
Kapasitor atau kondensor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan energi listrik dalam bentuk muatan listrik selama selang waktu tertentu tanpa disertai adanya reaksi kimia.
Kapasitor banyak digunakan pada peralatan elektronika seperti pada lampu kilat kamera, cadangan energi pada komputer saat listrik mati, pelindung sistem RAM pada komputer dll.
Pada dasarnya, kapasitor terdiri atas sepasang pelat konduktor sejajar dengan luas A yang dipisahkan oleh jarak d yang kecil. Dua konduktor tersebut dipisahkan oleh suatu bahan isolator yang disebut bahan dielektrik.
Saat kapasitor diberi tegangan, kapsitor akan menjadi bermuatan. Satu pelat menjadi bermuatan positif dan pelat yang lainnya bermuatan negatif. Jumlah masing-masing muatan pada kedua pelat tersebut sama. Jumlah muatan Q yang terdapat pada muatan sebanding dengan beda potensial V sesuai dengan persamaan : Q= CV. Dengan C menunjukkan kapasitansi kapasitor. Kapasitansi kapasitor adalah kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi listrik.
Kapasitansi tidak bergantung pada Q dan V. Nilainya hanya bergantung pada struktur dan dimensi kapasitor sendiri. Jadi C dapat ditulis dalam persamaan C=permitivitas hampa udara dikalikan A/d.
2. Jenis-jenis kapasitor
Berdasarkan bahan dielektrik dan penggunaannya, kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis seperti berikut.
a. Kapasitor variabel (Varco)
Kapasitor ini digunakan untuk tuning pesawat radio atau mencari gelombang radio. Kapasitor ini menggunakan udara sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor jenis ini menggunakan pelat yang tidak dapat digerakkan (stator) dan pelat yang dapat digunakan (rotor). Varco biasanya terbuat dari bahan aluminium. Dengan memutar tombol, luas pelat yang berhadapan dapat diataur sehingga kapasitas kapasitor dapat diubah. Dengan mengubah kapasitas kapasitor, frekuensi sirkuit yang dicari dapat distel. Berikut ditunjukkan suatu varco.
b. Kapasitor keramik
Kapasitor keramik mempunyai dielektrik yang terbuat dari keramik. Kapasitor ini memiliki elektroda logam dan dielektritnya terdiri atas campuran titanium oksida dan oksida lain. Kekuatan dielektriknya baik sekali sehingga mempunyai kapasitas yang besar. Meskipun demikian, ukuran kapasitor keramik relatif kecil. Kapasitor keramik digunaka untuk meredam bunga api, seperti pada bunga api yang timbul pada platina kendaraan bermotor.
c. Kapasitor kertas
Kapasitor ini mempunyai dielektrik yang terbuat dari kertas. Kapasitor kertas mempunyai lapisan-lapisan kertas setebal 0,05-0,02 mm di antara dua lembaran kertas aluminium. Kertas tersebut diresapi dengan minyak untuk memperbesar kapasitas dan kekuatan dielektriknya.
d. Kapasitor plastik
Kapasitor plastik mempunyai selaput plastik sebagai dielektriknya. Kapasitor ini mempunyai elektroda logam dan lapisan dielektrik yang terbuat dari bahan polisterina, milar atau teflon dengan tebal 0,0064 mm. Kapasitor plastik digunakan untuk koreksi faktor daya dalam sisitem daya listrik pada fisi nuklir, pembentukan logam hidrolik, penyelidikan plasma dielektrik.
e. Kapasitor elektrolit (Elco)
Kapasitor elektrolit mempunyai dielektrik berupa oksida aluminium. Elektroda positif terbuat dari bahan logam, seperti aluminium dan tantalum, sedangkan elektroda negatif terbuat dari bahan elektrolit. Bahan dielektrik digunakan untuk melapisi elektroda negatif. Tebal lapisan oksida sekitar 0,0001 mm. Kapasitor ini hanya digunakan pada tegangan DC yang berdenyut pada rangkaian radio, televisi, telefon, telegraf, peluru kendali, dan perlengkapan komputer. Fungsi elco adalah sebagai perata denyut arus listrik.
Kapasitor atau kondensor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan energi listrik dalam bentuk muatan listrik selama selang waktu tertentu tanpa disertai adanya reaksi kimia.
Kapasitor banyak digunakan pada peralatan elektronika seperti pada lampu kilat kamera, cadangan energi pada komputer saat listrik mati, pelindung sistem RAM pada komputer dll.
Pada dasarnya, kapasitor terdiri atas sepasang pelat konduktor sejajar dengan luas A yang dipisahkan oleh jarak d yang kecil. Dua konduktor tersebut dipisahkan oleh suatu bahan isolator yang disebut bahan dielektrik.
Saat kapasitor diberi tegangan, kapsitor akan menjadi bermuatan. Satu pelat menjadi bermuatan positif dan pelat yang lainnya bermuatan negatif. Jumlah masing-masing muatan pada kedua pelat tersebut sama. Jumlah muatan Q yang terdapat pada muatan sebanding dengan beda potensial V sesuai dengan persamaan : Q= CV. Dengan C menunjukkan kapasitansi kapasitor. Kapasitansi kapasitor adalah kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi listrik.
Kapasitansi tidak bergantung pada Q dan V. Nilainya hanya bergantung pada struktur dan dimensi kapasitor sendiri. Jadi C dapat ditulis dalam persamaan C=permitivitas hampa udara dikalikan A/d.
2. Jenis-jenis kapasitor
Berdasarkan bahan dielektrik dan penggunaannya, kapasitor dibagi menjadi beberapa jenis seperti berikut.
a. Kapasitor variabel (Varco)
Kapasitor ini digunakan untuk tuning pesawat radio atau mencari gelombang radio. Kapasitor ini menggunakan udara sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor jenis ini menggunakan pelat yang tidak dapat digerakkan (stator) dan pelat yang dapat digunakan (rotor). Varco biasanya terbuat dari bahan aluminium. Dengan memutar tombol, luas pelat yang berhadapan dapat diataur sehingga kapasitas kapasitor dapat diubah. Dengan mengubah kapasitas kapasitor, frekuensi sirkuit yang dicari dapat distel. Berikut ditunjukkan suatu varco.
b. Kapasitor keramik
Kapasitor keramik mempunyai dielektrik yang terbuat dari keramik. Kapasitor ini memiliki elektroda logam dan dielektritnya terdiri atas campuran titanium oksida dan oksida lain. Kekuatan dielektriknya baik sekali sehingga mempunyai kapasitas yang besar. Meskipun demikian, ukuran kapasitor keramik relatif kecil. Kapasitor keramik digunaka untuk meredam bunga api, seperti pada bunga api yang timbul pada platina kendaraan bermotor.
c. Kapasitor kertas
Kapasitor ini mempunyai dielektrik yang terbuat dari kertas. Kapasitor kertas mempunyai lapisan-lapisan kertas setebal 0,05-0,02 mm di antara dua lembaran kertas aluminium. Kertas tersebut diresapi dengan minyak untuk memperbesar kapasitas dan kekuatan dielektriknya.
d. Kapasitor plastik
Kapasitor plastik mempunyai selaput plastik sebagai dielektriknya. Kapasitor ini mempunyai elektroda logam dan lapisan dielektrik yang terbuat dari bahan polisterina, milar atau teflon dengan tebal 0,0064 mm. Kapasitor plastik digunakan untuk koreksi faktor daya dalam sisitem daya listrik pada fisi nuklir, pembentukan logam hidrolik, penyelidikan plasma dielektrik.
e. Kapasitor elektrolit (Elco)
Kapasitor elektrolit mempunyai dielektrik berupa oksida aluminium. Elektroda positif terbuat dari bahan logam, seperti aluminium dan tantalum, sedangkan elektroda negatif terbuat dari bahan elektrolit. Bahan dielektrik digunakan untuk melapisi elektroda negatif. Tebal lapisan oksida sekitar 0,0001 mm. Kapasitor ini hanya digunakan pada tegangan DC yang berdenyut pada rangkaian radio, televisi, telefon, telegraf, peluru kendali, dan perlengkapan komputer. Fungsi elco adalah sebagai perata denyut arus listrik.
Rumus Elektronika
Dasar
Rumus
elektronika dasar yang saya tuliskan dalam artikel ini semoga
saja bisa membantu sobat semua mengingat kembali perlajaran yang telah lalu.
Saya juga usahakan mendatakan semua rumusan yang ada. Semoga aja ngga ada yang
terlewat ya. Bilapun ada, silahkan kontak saya melaui menu diblog ini untuk
memberikan masukan. Baiklah, berikut daftar rumusnya:
Kuat Ars Listrik →
Jumlh Muatn Listrik Yang Lewt Suat
Penghantr Tiap Detk.
Penghantr Tiap Detk.
I = Q / t
I → Kuat Ars Listrk ( Ampre )
Q → Jumlah Muatn ( Coulob )
t → Waktuu ( Detk )
I → Kuat Ars Listrk ( Ampre )
Q → Jumlah Muatn ( Coulob )
t → Waktuu ( Detk )
Rumus elektronika dasar : Daya →
Usah PerSatuan Wakt.
P = W / t
P = Dayya ( Wattt )
W = Usaaha ( Joulee )
t = Wakttu ( Detiik )
P = Dayya ( Wattt )
W = Usaaha ( Joulee )
t = Wakttu ( Detiik )
Hambattan Jenis →
Hambataan Yang Terdapatt Pada Pengantar Tiapp
Satu Satuaan Panjangg.
Satu Satuaan Panjangg.
ρ = R . A / L
ρ = Hammbatan Jenis ( Ohmm )
R = Hambatann ( Ohhm )
A = Luas Penammpang Penghantarr ( m2 )
L = Panjangg Penghantaar ( m )
ρ = Hammbatan Jenis ( Ohmm )
R = Hambatann ( Ohhm )
A = Luas Penammpang Penghantarr ( m2 )
L = Panjangg Penghantaar ( m )
Hambataan Pada Suautu Kawat Penghanntar Tergantungg Pada :
a. Luas Pennampang Penghantaar.
b. Panjangg Penghantarr.
c. Hambbatan Jeniss.
R = ρ . L / q
ρ = Hambattan Jenis ( Ohmm )
R = Hambataan ( Ohm )
q = Luas Penammpang Penghantaar ( mm2 )
L = Panjangg Penghantarr ( m )
ρ = Hambattan Jenis ( Ohmm )
R = Hambataan ( Ohm )
q = Luas Penammpang Penghantaar ( mm2 )
L = Panjangg Penghantarr ( m )
HUKUM OHMM.
Besarnyya Hambatan Listriik ini Sebandding Dg Beeda Potensialnya
( VOLT ), Sertta Berbanding Terbbalik Dg Kuaat Arusnya.
Besarnyya Hambatan Listriik ini Sebandding Dg Beeda Potensialnya
( VOLT ), Sertta Berbanding Terbbalik Dg Kuaat Arusnya.
R = V / I
I = V / R
V = I . R
Impedannsi → Jumlah Hambbatan Secara Veektor Pd Rangkkaian Arus
Bolaak – Baliik / AC.
I = V / R
V = I . R
Impedannsi → Jumlah Hambbatan Secara Veektor Pd Rangkkaian Arus
Bolaak – Baliik / AC.
1. Impeddansi Rangkaian Seeri R & L : Z = √ R2
+ XL2
2. Impedanbsi Rangkaian Serri R & C : Z = √ R2 + XC2
3. Immpedansi Rangkaian Serii R – L & C : Z = √ R2 + ( XL – XC ) 2
2. Impedanbsi Rangkaian Serri R & C : Z = √ R2 + XC2
3. Immpedansi Rangkaian Serii R – L & C : Z = √ R2 + ( XL – XC ) 2
Rumus Elektronika Dasar:
Kapasitaas Kapasitor → Perbaandingan
Antara Bessarnya Muatan
Salahh Satu Kepinng Kapasitoor Dg Bbeda
Potensiial Antar Kepping – Keping tssb.
Salahh Satu Kepinng Kapasitoor Dg Bbeda
Potensiial Antar Kepping – Keping tssb.
C = q / V
C = Kappasitas Kalor ( Couulomb / Volt )
q = Muattan ( Coullomb )
V = Bedda Potensial ( VOOLT )
C = Kappasitas Kalor ( Couulomb / Volt )
q = Muattan ( Coullomb )
V = Bedda Potensial ( VOOLT )
Reaktansii Induktif →
Hambbatan Yg Ditiimbulkan Oleh Kuumparan /
Indukttor Pd Aruus Bolak-Ballik ( AC )
XL = ω.L
XL = 2.π.f.L
ω = 2.π.f
Reaktansi Kapasitif → Hambatann Yg Ditimbbulkan Oleh Kappasitor Pd
Aruus Bolakk – Balik.
Indukttor Pd Aruus Bolak-Ballik ( AC )
XL = ω.L
XL = 2.π.f.L
ω = 2.π.f
Reaktansi Kapasitif → Hambatann Yg Ditimbbulkan Oleh Kappasitor Pd
Aruus Bolakk – Balik.
XC = 1 / ω.C
XC = 1 / 2.π.f.C
ω = 2.π.f
XC = 1 / 2.π.f.C
ω = 2.π.f
Fungsi simbol-simbol komponen elektronika yaitu untuk mempermudah dan mengetahui karakteristik
komponen dalam sebuah rangkaian elektronika.
Belajar elektronika haruslah memahami dan mengetahui, simbol-simbol komponen yang digunakan dalam sebuah rangkaian elektronika. Seperti halnya jika kita ingin memperbaiki peralatan elektronika, perusahaan pembuat peralatan akan menggambar rangkaian yang di produksinya pada skema rangkaian sehingga para pengguna/ teknisi akan mudah melacak kerusakan pada peralatan tersebut.
Pada gambar berikut adalah koleksi simbol-simbol komponen elektronika yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronika :
Belajar elektronika haruslah memahami dan mengetahui, simbol-simbol komponen yang digunakan dalam sebuah rangkaian elektronika. Seperti halnya jika kita ingin memperbaiki peralatan elektronika, perusahaan pembuat peralatan akan menggambar rangkaian yang di produksinya pada skema rangkaian sehingga para pengguna/ teknisi akan mudah melacak kerusakan pada peralatan tersebut.
Pada gambar berikut adalah koleksi simbol-simbol komponen elektronika yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronika :
Simbol Komponen Resistor
|
Fungsi
Komponen Resistor
|
|
Resistor
|
Resistor berfungsi sebagai
penghambat arus yang mengalir dalam rangkaian listrik
|
|
Resistor
|
||
Potensio Meter
|
Resistor berfungsi sebagai
penghambat arus dalam rangkaian listrik, nilai resistansi dapat diatur
|
|
Potensio Meter
|
||
Variable Resistor
|
Resistor berfungsi sebagai
penghambat arus dalam rangkaian listrik, nilai resistansi dapat diatur
|
|
Variable Resistor
|
Simbol Komponen Condensator
|
Fungsi Komponen Condensator
|
|
Condensator Bipolar
|
Berfungsi untuk menyimpan arus
listrik sementara waktu
|
|
Condensator Nonpolar
|
||
Condensator Bipolar
|
Electrolytic Condensator (ELCO)
|
|
Kapasitor berpolar
|
Electrolytic Condensator (ELCO)
|
|
Kapasitor Variable
|
Condensator yang nilai
kapasitansinya dapat diatur
|
Simbol Komponen Dioda
|
Fungsi Komponen Dioda
|
|
Dioda
|
Berfungsi sebagai penyearah yang
dapat mengalirkan arus listrik satu arah (forward bias)
|
|
Dioda Zener
|
Penyetabil Tegangan DC (Searah)
|
|
Dioda Schottky
|
Dioda dengan drop tegangan rendah,
biasanya terdapat dalam IC logika
|
|
Dioda Varactor
|
Gabungan Dioda dan Kapasitor
|
|
Dioda Tunnel
|
Dioda Tunnel
|
|
LED (Light Emitting Diode)
|
Akan menghasilkan cahaya ketika
dialiri arus listrik DC satu arah
|
|
Photo Dioda
|
Menhasilkan arus listrik ketika
mendapat cahaya
|
Simbol Komponen Transistor
|
Fungsi Komponen Transistor
|
|
Transistor NPN
|
Arus listrik akan mengalir (EC)
ketika basis (B) diberi positif
|
|
Transistor PNP
|
Arus listrik akan mengalir (CE)
ketika basis (B) diberi negatif
|
|
Transistor Darlington
|
Gabungan dari dua transistor
Bipolar untuk meningkatkan penguatan
|
|
Transistor JFET-N
|
Field Effect Transistor kanal N
|
|
Transistor JFET-P
|
Field Effect Transistor kanal P
|
|
Transistor NMOS
|
Transistor MOSFET kanal N
|
|
Transistor PMOS
|
Transistor MOSFET kanal P
|